Senin, 18 Oktober 2010

Jiplak Strategi di SFC


Jadwal Indonesia Super League (ISL) 2010/2011 sangat tak bersahabat buat Persija Jakarta. Tim berjuluk Macan Kemayoran dipastikan ngos-ngosan menjalani tiga laga ke depan. Ini setelah secara mendadak duel lawan Pelita Jaya dimigrasi dari Stadion Karawang, Jawa Barat, menuju Stadion Manahan, Solo, pada 23 Oktober nanti, akibat Pelita tak kantongi izin dari pihak keamanan.
Perubahan ini memaksa Persija harus bolak-balik Jakarta-Jawa Tengah. Sebab, mereka sudah terlanjur balik ke Jakarta setelah menekuk Persela 2-0 Sabtu lalu di Stadion Jatidiri, Semarang. Ini sebagai persiapan jamu Deltras Sidoarjo di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, besok. Selanjutnya 
melawat ke Stadion Karawang, Jabar, melawan Pelita Jaya pada Sabtu nanti (23/10).
Tapi, akibat duel itu dipindah ke Stadion Manahan, Solo, mau tak mau Bambang Pamungkas dkk harus kembali ke Solo untuk jalani laga tersebut. Stamina akan semakin tekuras karena tiga hari kemudian mereka terbang ke Padang. Untuk menantang Semen Padang di Stadion H. Agus Salim.”Kondisi ini berat buat kami dari segi perjalanan. Perubahan ini sangat menguras tenaga anak-anak. Mereka harus jalani perjalanan yang melelahkan dan berpindah-pindah tempat dalam waktu yang singkat,” ungkap Pelatih Persija Rahmad Darmawan kemarin (17/10). 
Diakui Rahmad, ini pengalaman yang menyesakkan pascakepindahannya dari Sriwijaya FC (SFC). Sebelumnya, dia tak pernah dipusingkan dengan jadwal seperti ini. Beruntung, arsitek asal Lampung ini kenyang pengalaman setelah tiga musim besut Sriwijaya FC.
Arsitek yang karib disapa RD ini pun bakal menjiplak atau mencontek strategi yang pernah diterapkan di Sriwijaya FC. Bersama Sriwijaya FC, dia pernah dihadapkan jadwal superpadat ketika tim berjuluk Laskar Wong kito menjalani tiga even secara bersamaan musim lalu. Untuk mensiasati keadaan, RD akan memaksimalkan rotasi pemain.
”Rotasi menjadi pilihan yang wajib dilakukan dalam kondisi ini. Satu lagi, saya berharap striker baru Agu Casmir bisa secepatnya memperkuat lini depan kami. Setidaknya, keberadaan dia memudahkan saya rotasi di barisan depan,” tukasnya. 
Yang membuat RD agak tenang, anak asuhnya sudah dibekali beberapa pola ketika persiapan ISL lalu. Selain 4-4-2, Bambang Pamungkas dkk juga punya pola alternatif macam 4-2-3-1 dan 4-3-3 selain 3-5-2. Dia hanya tinggal mengingatkan pola yang diinginkan. Sekalipun, diakuinya, semua itu tak akan maksimal (kmd) 

Sriwijaya Mulay Bangkit


Sriwijaya FC mulai keluar dari keterpurukan. Ini setelah tim berjuluk Laskar Wong Kito ini mampu menang tipis 2-1 (2-0) atas PSM Makassar, pada laga lanjutan Indonesia Super League (ISL), di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, kemarin (17/10). 
Kemenangan ini merupakan kebangkitan Sriwijaya dari dua kekalahan beruntun. Ya, kemenangan ini merupakan kemenangan perdana bagi Sriwijaya di musim ini. Sebelumnya, skuadra Ivan Venkov Kolev, tampil buruk setelah tumbang 1-3 dari Deltras Sidoarjo (29/10), dan kalah 0-1 dari Persela Lamongan, (2/10) lalu.
“Saya berterima kasih kepada seluruh pemain yang tampil maksimal di pertandingan ini. Meski dalam kondisi tidak full mereka mampu menjalankan permainan dengan baik,” kata pelatih Sriwijaya FC, Ivan Venkov Kolev, saat konferensi pers, kemarin (17/10).
Hasil poin penuh ini bukan hanya sebagai kebangkitan Laskar Wong Kito. Dengan penambahan poin tiga ini juga membebaskan Sriwijaya dari zona tegradasi. Ya, saat ini, tim juara double winner 2007 ini berada di peringkat ke-13 menggeser Pelita Jaya yang sama-sama mengoleksi 3 poin. 
Sriwijaya sendiri berhak mendapat poin penuh ini. Ya, meski turun dengan pemain yang maksimal setelah ditinggal beberapa pilar terbaiknya, seperti kiper Ferry Rotinsulu, Budi Sudarsono, Arif Suyono, dan Oktavianus Maniani yang masih bergelut cedera tidak menyurutkan perjuangan Ponaryo Astaman dkk. 
Sepanjang babak pertama, tim double winner pramusim ini mendominasi permainan. Beberapa peluang terus diciptakan Laskar Sriwijaya. Baru memasuki menit ke-19, Sriwijaya mampu memecahkan kebuntuan.
Hal ini setelah, wasit Jimmy Napitupulu, memberikan hadiah penalti kepada Sriwijaya, setelah pemain belakang PSM, Fadli Hariri melanggar Mahyadi Panggabean di dalam kotak penalti. Ponaryo Astaman yang menjadi eksekutor gagal memanfaatkan dengan baik setelah tendangannya ditepis kiper Deni Marcel. Tapi berkat kesigapannya, Ponaryo mampu memanfaatkan bola rebound tendangan penalti itu. Skor 1-0 untuk Sriwijaya.
Sukses unggul satu gol semakin membuat beringas Sriwijaya. Juara Piala Indonesia tiga kali berturut-turut ini terus memberikan tekanan. Hasilnya, pada menit ke-29 giliran striker Park Jung-Hwan membobol gawang PSM, setelah mendapat umpan cantik dari Mahyadi Panggabean. Skor 2-0 untuk Sriwijaya hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, PSM mulai memberikan perlawanan. Beberapa tekanan terus dilakukan Obiora Richard dkk. Hasilnya pada menit ke-72, striker Andi Oddang mampu memperkecil ketertinggalan, dengan membobol gawang Fauzal Mubarok setelah mendapatkan umpan lemparan dalam Fadli Hariri. Skor 2-1 untuk Sriwijaya hingga laga usai.
Sukses memetik poin penuh di laga home perdana, Sriwijaya langsung fokus pada laga home kedua melawan Persiba Balikpapan, Kamis (21/10) nanti. “Mudah-mudahan hasil ini bisa menjadi modal anak-anak untuk menjalani pertandingan selanjutnya,” imbuh mantan pelatih timnas Indonesia ini.
Sementara itu, meski kalah dari Sriwijaya tak membuat PSM turun peringkat. Tim berjuluk Juku Eja ini tetap berada di peringkat ke-3 dengan perolehan 6 poin dari 3 laga yang dilakoni. Tapi meski demikian, pelatih PSM Robert Rene Albert tak dapat menyembunyikan kekecewaannya dengan kekalahan ini. “Babak pertama kami terus tertekan dan tidak memberikan perlawanan. Sehingga, Sriwijaya mampu menciptakan dua gol ke gawang kami,” kata pelatih Rene Albert.
Mantan pelatih Arema FC ini juga sedikit menyayangkan kinerja wasit Jimmy Napitupulu yang dinilai kurang maksimal pada pertandingan ini. “Sebelumnya kami bukan takut pada permainan, tapi takut dengan kualitas wasit. Dan kita lihat hadiah penalti tadi. Tapi, kami tak mau berkomentar banyak. Inilah hasil yang kami terima. Dan Sriwijaya berhak mendapatkan poin penuh karena mendominasi permainan,” pungkasnya. (mg43/mg42) 
 
 
 
Park Jung-Hwan mampu menjawab keraguan publik Sriwijaya FC. Satu gol ke gawang PSM Makassar pada menit 29 merupakan bukti bahwa ketajaman pemain asal Korea Selatan ini, masih harus diperhitungkan oleh kontestan Indonesia Super Leagua (ISL) lain musim ini. 
Sebelumnya nama pemain kelahiran 14 Januari 1977 memang sedang menjadi sorotan karena performanya yang sedikit menurun. Selain ketajamannya berkurang dia juga kurang berkontribusi terhadap tim. Padahal, eks pemain PSM dan Persiba ini, selalu menjadi pilihan utama pelatih Ivan Venkov Kolev dan selalu mendapat tempat yang istimewa di depan sebagai striker tunggal.
“Saya senang bisa mencetak gol. Ini semua buat suporter Sriwijaya. Gol ini akan menjadi motivasi pada laga-laga berikutnya,” ujar Park sapaan akrabnya usai pertandingan kemarin (17/10). 
Gol yang tercipta ke gawang Denny Marcel itu menjadi yang pertama kalinya bagi Park musim ini. Ya, pada dua laga awal ISL menghadapi Deltras (29/9) dan Persela (2/10) lalu Park tak mampu berbuat banyak. Padahal pada laga pemanasan dia cukup bersinar dengan mengemas empat gol, dari tujuh laga yang diarungi. Dua gol kegang PS Bangka pada laga uji coba (24/8) lalu, kemudian dua gol saat mengikuti turnamen Inter Island Cup (IIC). Yakni menghadapi Persib (30/8) dan Persiwa Wamena (5/9) lalu.
Tak hanya itu pada musim sebelumnya dia mampu menciptakan 5 gol untuk Persiba dan dua gol saat memperkuat PSM. Namun pada Perang Bintang 2010, saat tim All Star menang 5-4 atas Arema Indonesia di Stadion Kanjuruhan Malang (6/6) lalu, Park mampu menciptakan dua gol. 
“Semua pemain pasti ingin memberikan yang terbaik pada timnya. Saya telah berusaha maksimal untuk itu, meskipun hasilnya masih belum optimal. Ke depan saya masih perlu kerja lebih keras lagi,” tambah dia.
Keinginan eks pemain PSM Makassar untuk menciptakan gol lebih banyak lagi bisa saja tercapai. Mengingat Park kembali akan menjadi tumpuan utama barisan depan bersama Keith Kayamba Gumbs.
”Posisi menentukan saya untuk menciptakan gol. Bila saya bermain menjadi striker saya akan lebih berpeluang menciptakan gol dari pada pada posisi gelandang atau winger. Semua kami serahkan pada pelatih,” pungkas Park. (mg42) 

Profil 
Nama: Park Jung-Hwan
TTL: Korea Selatan, 14 Januari 1977
Posisi: Striker
TB/BB: 180 cm/ 81 kg
Karir Klub: Jeonbuk Hyundai Motor (2005), Yantai Yithen (China) (2006), Suwon FC (Korea) (2007), Persiba Balikpapan (2008), PSM Makassar (2009) dan Sriwijaya FC (2010-2011).

Senin, 11 Oktober 2010

Antara Thierry dan Audi



Coach Sriwijaya FC, Ivan Venkov Kolev belum berani menentukan sikap soal defender seleksi yang bakal direkrut. Pasalnya, pelatih kelahiran Sofia, Bulgaria, 14 Juli 1957 ini masih harus memilih antara dua defender asing. Yakni, George Owino Audi pemain Timnas Kenya, dan Thierry Gathuessi mantan Timnas Kamerun.
“Saya masih akan melihat permainan Audi. Sehingga saya bisa memutuskan siapa yang akan dipilih. Apakah Audi atau Thierry,” kata pelatih Sriwijaya FC, Ivan Venkov Kolev.
Wajar bila pelatih asal Bulgaria ini masih mempertimbangkan kualitas dua stopper yang bakal mengadu nasib ke Sriwijaya. Pasalnya, coach Ivan Kolev akan memilih pemain yang sesuai dengan karakter permainannya.
Untuk Thierry Gathuessi, meski sudah sejak Selasa (5/10) lalu mengikuti seleksi, permainannya belum terlalu memuaskan Ivan Kolev. Thierry sendiri mempunyai kualitas skill di atas rata-rata.
Pemain kelahiran Bafoussam, Kamerun, 17 April 1982 mempunyai kecepatan dan tackling yang bagus. Begitu juga dengan ketenangan saat mendapat tekanan dan penguasaan bola juga dinilai memadai. Tapi, gaya permainan, mantan pemain Timnas Kamerun ini kurang disukai Kolev, pasalnya mantan pemain Raith Rovers ini kurang ngotot.
Sementara George Owino Audi, baru akan bergabung mengikuti seleksi sore nanti, (11/10). Audi sendiri merupakan stopper yang pekerja keras. Hal ini yang membuat pelatih Ivan Kolev bertahan menunggu kedatangan pemain kelahiran Nairobi, Kenya, 24 April 1981.
Soal kualitas, Audi juga tak bisa dianggap sebelah mata. Meski gagal mengikuti seleksi ke PSM Makassar, kualitas pemain Timnas Kenya ini sudah teruji. Yakni, saat PSM melawan Arema FC dan Persiwa Wamena pada laga Inter Island Cup (IIC).
Bukti lain, dilihat dari profil, Audi bukan hanya stopper murni. Pemain berjersey 20 ini juga bisa ditempatkan sebagai gelandang bertahan. Tak hanya itu, selain mempunyai permainan ngotot seperti permintaan Kolev, Audi juga tak jarang menciptakan gol.
Sepanjang karier di sepak bola profesional, Audi telah menciptakan 13 gol. Yakni, masing-masing diciptakan saat memperkuat Tusker FC dengan 7 gol dari 111 laga. Bersama Simba FC, Audi juga menyumbangkan 4 gol dari 20 laga, serta bersama Saint-George SA juga menyumbangkan 1 gol dari 11 laga, dan terakhir satu gol dia ciptakan saat memperkuat timnas dari 16 laga yang telah Audi lakoni. “Kemungkinan Selasa (12/10) saya sudah bisa memutuskan siapa pemain yang akan kami rekrut,” pungkasnya. (mg43)

Nama: George Owino Audi
TTL: Nairobi, Kenya, 24 April 1981 (1981-04-24)
TB: 193 cm
Posisi: Defender, Defensive midfielder
Number: 20
Karier: Tusker FC (2004-2007)
Simba SC (2007-2008)
Saint-George SA (2008)
Fortuna Düsseldorf (2009)
Young Africans FC (2009)
Timnas - Kenya (2005)



Semankin Rapuh






Pelatih Sriwijaya FC harus memutar otak lebih keras lagi untuk menghadapi PSM Makassar, pada laga lanjutan Indonesia Super League (ISL), Minggu, (17/10) nanti. Pasalnya, beberapa pemain terbaiknya belum sembuh dari cedera, kini di hantam badai cedera lagi. Yakni, pemain sayap kanan Arif Suyono juga mengalami cedera otot pahanya. Sehingga, dengan kondisi ini semakin membuat sulit coach Ivan Kolev untuk menentukan racikan moncernya.
“Kami masih dipusingkan dengan pemain yang cedera. Belum lagi pemain yang masih izin dan terkena akumulasi kartu. Kami sulit untuk menentukan permainan yang ideal,” kata pelatih Sriwijaya FC, Ivan Venkov Kolev.
Keceng sapan ARif Suyono mengalami cedera saat mengikuti latihan di Training Camp (TC), timnas Indonesia pada persiapan menghadapi timnas Uruguay, (7/10) lalu. Dengan cedera ini, mantan pemain Arema FC ini harus absen hingga enam pekan.
Praktis, dengan absenya Keceng merupakan petaka bagi Sriwijaya FC. Ya, Keceng sendiri merupakan pemain sayap terbaik Sriwijaya. Selain mempunyai individu di atas rata-rata, Keceng juga mempunyai kecepatan tinggi.
Hal ini membuat keteteran lini pertahanan lawan. Bukan hanya itu, umpan-umpan matangnya juga sering memanjakan Park Jung-Hwan dkk. Arif juga tak jarang menciptakan gol. Terbukti, sepanjang musim ini, mantan pemain Persema ini sudah membukukan 3 gol. Yakni, saat uji coba melawan Perkoba, Batu, Malang, (21/9) lalu.
Kekuatan Sriwijaya bakal semakin rapuh, ini setelah beberapa pemain depan Sriwjaya masih belum di pastikan bergabung. Seperti, Budi Sudarsono yang masih menjalani penyembuhan luka kakinya, Keith Kayamba Gumbs belum bisa di pastikan turun lantaran baru 17 Oktober nanti bertolak ke Palembang, dan Park Jung-Hwan juga baru sembuh dari cedera. Praktis, Sriwijaya hanya menyisakan Oktavianus yang kondisinya juga baru sembuh dari cedera otot kaki.
Bukan hanya lini serang yang bakal “sakit parah”, lini pertahanan Laskar Wong Kito (julukan Sriwijaya FC) juga terancam rapuh. Ini setelah kiper utama, Fery Rotinsullu belum sembuh dari cedera otot di bawah lutut, dan belum dapatnya defender asing yang bakal di tandemkan dengan Claudiano Alves dos Santos. “Kami akan mencoba terus mencari solusi dengan kondisi ini,” pungkas mantan pematih Persija Jakarta ini. (mg43)

Minggu, 10 Oktober 2010